Jadi Viral di Medsos, Benarkah Indomie Hasil Kudeta?

Jadi Viral di Medsos, Benarkah Indomie Hasil Kudeta?

BESTIENEWS.COM - Viral di media sosial yang mengatakan Indomie merupakan produk hasil kudeta. Dikatakan pada awalnya merek mi instan ternama ini bukanlah milik PT Indofood seperti yang banyak diketahui saat ini.

Lantas benarkan Indomie merupakan merek dagang hasil 'kudeta'? Berdasarkan penelusuran detikcom, berikut sejarah panjang merek Indomie di Tanah Air.

Dikutip dari majalah sejarah populer Historia, Selasa (22/8/2023), Indomie pertama kali diproduksi oleh PT Sanmaru Food Manufacturing dari Grup Jangkar Jati milik Djajadi Djaja pada 1972. Kala itu produk Indomie yang beredar di pasaran hanya Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam.

Saat itu, Indomie hanya bersaing dengan Supermie yang diproduksi oleh PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Supermie dan Indomie bersaing di pasaran mi instan sampai muncul merek baru, Sarimi, yang diproduksi oleh Salim Group melalui anak usahanya PT Sarimi Asli Jaya pada awal 1980-an.

Berdasarkan Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:301) seperti dikutip dari CNBC Indonesia, langkah Salim Group memasuki industri mi didorong oleh kelangkaan beras pada akhir tahun 1970-an.

Pada 1978, pemerintah menghabiskan US$ 600 juta untuk mengimpor beras. Pada saat yang sama, pegawai negeri dan tentara digaji sebagian dengan jatah beras.

Pemerintah bahkan meminta Bogasari, pabrik penggilingan gandum milik Salim Group, untuk mengkampanyekan terigu sebagai pengganti beras. Iklan tentang kelebihan mi dan roti ditayangkan di televisi dan bioskop.

Melihat peluang itu,Salim Group pun akhirnya memulai bisnis mi instan dengan ambisius. Mereka mulai dengan memesan 20 lini produksi dari Jepang, setiap lini bisa memproduksi 100 juta bungkus mi instan per tahun.

Ternyata, mereka salah perhitungan karena produksi beras membaik. Dihadapkan pada kapasitas produksi yang berlebih, Salim Group yang saat itu masih dipimpin oleh Liem Sioe Liong mendekati Indomie yang membeli tepung dari Bogasari.

Singkat cerita Liem kemudian bergabung dengan Djajadi dalam produksi Indomie. Setelah Liem bergabung PT Indofood Eterna berdiri pada 1984. Perusahaan patungan itu dipimpin oleh Hendy Rusli. Setelah Indomie dan Sarimie bersatu, maka Supermie pun bergabung.

Kemudian berdasarkan catatan detikcom, pada 1982 Indofood resmi meluncurkan rasa mi goreng yakni varian kering pertama yang dikonsumsi tanpa kuah yang terinspirasi dari sajian mi goreng tradisional Indonesia. Produk ini dengan cepat populer dan menembus pasar mi instan Indonesia.

Indomie terus berkembang dan semakin variatif rasanya. Saat ini, puluhan rasa Indomie mudah ditemui di minimarket-minimarket di Indonesia. Sebut saja Indomie mi goreng, hot & spicy, barbeque chicken, satay, rendang, iga penyet, cabe ijo, goreng soto, ayam, ayam spesial, kari, dan lain sebagainya.

Terus berkembang, produk mi instan asal RI ini mulai merambah pasar manca negara. Indomie telah hadir di 80 negara di dunia seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Asia, Eropa, Timur Tengah bahkan hingga Afrika.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Welirang alias Franky Welirang tak membenarkan atau membantah kabar tersebut. Dia enggan menanggapi secara rinci isu tersebut.

Franky kemudian meminta untuk mengkonfirmasi langsung kepada Djajadi Jaja, selaku pemilik PT Sanmaru Food Manufacturing dari Grup Jangkar Jati. (*)

 

Berita Lainnya

Index