Bestienews.com - Ekonom Senior Institute for Development of Ecomomics dan Finance (Indef), Faisal Basri meminta sejumlah menteri dari kabinet Jokowi untuk mundur dari jabatan mereka. Hal ini disampaikan Faisal berdasarkan penilaiannya bahwa Pemerintahan Jokowi berpihak pada pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran dalam konstelasi Pilpres Pemilu 2024 ini.
Basri menyebut sejumlah menteri yang akan ia ajak untuk mundur antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dua nama ini dinilai siap mundur. Nama pertama Sri Mulyani menurut Faisal adalah yang paling siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
"Ayo, sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing," klaim Faisal dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan (Detik.com Minggu, 28 Januari 2024).
Menteri PUPR, Basuki hanya merespons singkat isu mundur tersebut saat ditanyakan wartawan. Hanya satu kata dan tidak ada tanggapan lainnya terkait dengan isu mundur.
"Warrgh," kata Basuki.
Sementara Menteri Keungan Sri Mulyani sudah pernah merespons isu tersebut dengan mengatakan bahwa dirinya masih bekerja. Jawaban tersebut disampaikan Sri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada tanggal 19 Januari lalu.
"Saya bekerja, bekerja," ujarnya. Sri tak bicara banyak. Ia hanya bilang bahwa dirinya masih bekerja. "Ini kerja," terangnya.
Faisal Basri: Ayo Kita Bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki, dan Beberapa Menteri untuk Mundur
Redaksi
Kamis, 01 Februari 2024 - 10:00:00 WIB
Pilihan Redaksi
IndexPT KPI Unit Dumai Raih Penghargaan Green Leadership
PT KPI Unit Dumai Tingkatkan Kesadaran K3 di Kalangan Pekerja Dengan Sejumlah Kegiatan
Bawaslu Riau Audiensi dengan Gubernur Edy Natar Nasution
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Ekonomi
Jokowi Resmikan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Jumat, 23 Februari 2024 - 13:00:00 Wib Ekonomi