BESTIENEWS.COM - Sayuran umumnya aman dikonsumsi, tapi ada sayuran yang bisa membahayakan nyawa kalau tak disiapkan dengan benar. Sayuran ini termasuk terong sampai kentang. Ini daftarnya.
Sayuran adalah bahan makanan yang umum dikonsumsi, bahkan dianjurkan untuk dimakan setiap hari demi kesehatan. Namun beberapa jenis sayuran di dunia ini butuh perlakuan dan penanganan khusus.
Menanam, menyiapkan, atau mengolahnya dengan tidak tepat akan berisiko untuk kesehatan. Dampaknya beragam, mulai dari yang ringan seperti mual dan muntah hingga kondisi serius penyebab kematian.
Jenis sayuran berbahaya ini juga termasuk yang paling sering dikonsumsi. Ada terong, sayuran hijau, singkong, sampai kentang yang akrab untuk orang Indonesia.
Melansir detik (9/6), ini dia 7 sayuran paling berbahaya di dunia:
1. Singkong
Bukan rahasia lagi kalau singkong tergolong sayuran paling berbahaya di dunia. Umbi-umbian ini mengandung glikosida sianogenik yang berubah menjadi sianida saat dikonsumsi.
Mengolahnya dengan tidak tepat dapat memicu masalah pencernaan, saraf, atau pernapasan. Pakar menyebut singkong pahit lebih berpotensi menyebabkan keracunan sianida dibanding jenis singkong yang manis.
Agar terhindar dari keracunan akibat makan singkong, disarankan untuk mengupas kulit singkong dan merendam singkong 2-3 jam sebelum dimasak. Pastikan juga seluruh bagiannya matang sempurna saat singkong dimasak.
2. Kacang merah
Kacang merah adalah jenis makanan nabati yang kaya manfaat. Kacang merah tinggi kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral. Sayangnya kacang ini juga mengandung senyawa phytohaemagglutinin.
Mengolahnya dengan tidak tepat dapat menyebabkan gejala keracunan makanan sedang hingga parah, bahkan merusak usus. Untuk mengurangi phytohaemagglutinin, kacang merah harus direndam atau direbus selama beberapa waktu. Lama waktu perebusan bergantung pada resep hidangan, biasanya minimal 30 menit.
3. Kentang
Sayuran paling berbahaya di dunia juga termasuk kentang. Hal ini karena kandungan glikoalkaloid. Beruntung umbi kentang yang merupakan bagian paling umum dari kentang untuk dikonsumsi, mengandung paling sedikit glikoalkaloid.
Jumlah glikoalkaloid bisa meningkat jika kentang terpapar cahaya banyak. Karenanya disarankan menyimpan kentang di tempat yang gelap. Hindari konsumsi kentang yang bagian kulitnya sudah berwarna hijau karena menandakan tinggi solanin.
Keracunan akibat glikoalkaloid dari kentang tak boleh disepelekan. Dampak paling ringannya kram, diare, atau muntah. Pada kasus terparah bisa memiliki efek samping neurologis.
4. Sayuran hijau
Sayuran hijau seperti selada dan bayam kerap ditarik dari pasaran karena patogen berbahaya seperti E. coli dan listeria. Jenis sayuran ini juga mungkin mengandung patogen Salmonella dan Cyclospora.
Patogen tersebut berasal dari kontaminasi tanah atau sistem irigasi saat sayuran ditanam. Penyebab lainnya bisa dari kontaminasi sampah manusia atau hewan dan bahkan dari proses panen yang kotor. Untuk menghindarinya, bayam perlu dimasak. Sedangkan selada atau sayuran berdaun lain bisa dicuci bersih dan dicampur cuka jika ingin dimakan mentah.
5. Terong
Konsumsi terong juga patut diwaspadai karena mengandung solanine. Senyawa inilah yang bisa membahayakan kesehatan, tergantung dari seberapa banyak terong dikonsumsi. Rata-rata terong ukuran sedang mengandung 11 mg solanine.
EFSA Journal menyebut asupan solanine berlebih dari terong bisa memicu keracunan makanan. Jumlahnya sekitar 17 hingga 31 buah. Dampaknya antara lain nyeri perut, muntah, dan diare. Pada kasus terparah dapat menyebabkan aritmia jantung dan bahkan kematian.
6. Tauge
Sayuran paling berbahaya di dunia selanjutnya adalah tauge. Hindari mengonsumsinya dalam keadaan mentah karena mungkin mengandung patogen berbahaya seperti E. coli, listeria, dan Salmonella. Dampaknya termasuk diare dan muntah.
Lebih baik mengonsumsi tauge dalam keadaan matang. Cuci juga tauge dengan air mengalir sebelum diolah untuk meminimalisir kontaminasi patogen tersebut.
7. Cabe
Bagi orang Indonesia, cabe adalah pelengkap makan utama yang dijadikan sambal. Sensasi pedas, hangat, dan terbakar yang dihasilkan dari makan cabe justru dianggap menambah kenikmatan makan.
Namun faktanya, konsumsi cabe bisa berbahaya untuk orang-orang yang sensitif akan rasa pedas. Cabe bisa menyebabkan diare dan mulut terasa terbakar. Untuk mereka yang memiliki lebih sedikit reseptor capsaicin secara genetik juga bisa mengalami efek lebih parah termasuk serangan muntah yang membakar, asam lambung naik, dan sakit kepala ekstrem. (*)