Diduga Gegara 'Barbenheimer', Varian Covid Eris Menggila di Inggris, Apa Itu?

Diduga Gegara 'Barbenheimer', Varian Covid Eris Menggila di Inggris, Apa Itu?

BESTIENEWS.COM - Negara Inggris tengah ketar-ketir lantaran mengalami lonjakan kasus COVID-19 imbas varian baru 'Eris' atau subvarian Omicron EG.5.1. Para ahli memprediksi kemunculan varian ini dapat memicu gelombang COVID-19 berikutnya.

Selain kasus terkonfirmasi, cicitnya Omicron tersebut juga menyebabkan lonjakan kasus rawat inap di rumah sakit.

"Tingkat kasus COVID-19 terus meningkat minggu ini dibandingkan dengan laporan kami sebelumnya. 5,4 persen dari 4.396 spesimen pernapasan yang dilaporkan melalui Sistem Data Mart Pernapasan diidentifikasi sebagai COVID-19. Ini dibandingkan dengan 3,7 persen dari 4.403 dari laporan sebelumnya," kata Badan keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam sebuah laporan.

Kepala UKHSA menyebut varian ini memiliki keunggulan pertumbuhan 20,5 persen dibandingkan jenis varian maupun subvarian lainnya. Artinya, ia memiliki sifat lebih menular dibandingkan varian maupun subvarian yang tengah beredar di negara tersebut.

Berdasarkan data, subvarian Omicron itu telah menyumbang 14,6 persen kasus, menjadikannya yang paling umum kedua di Inggris setelah subvarian Omicron XBB1.16. Tingkat pertumbuhan didasarkan pada sampel pengujian positif yang dilakukan di rumah sakit.

Apa Penyebabnya?
Para ahli menduga bahwa varian tersebut muncul imbas fenomena 'Barbenheimer', film Barbie dan Oppenheimer berhasil menarik banyak perhatian masyarakat ramai-ramai menonton, kerumunan yang tidak bisa dihindari menjadi pemicu peningkatan infeksi. Selain itu, efek cuaca yang buruk belakangan juga memicu daya tahan tubuh menurun.

"COVID akan terus berubah dan beradaptasi," ucap Dr Simon Clarke, ahli mikrobiologi di Reading University kepada MailOnline.

"Jadi kita tidak perlu kaget atau khawatir hanya karena varian baru muncul dan menyebabkan peningkatan jumlah infeksi. Perlindungan terhadap penyakit serius yang diberikan oleh vaksinasi masih bertahan dengan baik dan sementara jumlah infeksi naik turun, rawat inap dan kematian tetap rendah," katanya lagi. (*)

 

Berita Lainnya

Index