BESTIENEWS.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan penyelidikan atas peristiwa bus pariwisata masuk jurang di Kawasan Wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah (7/5). Hasilnya, ditemui fakta penyebab kecelakaan itu bukan karena rem tangan yang dilepas oleh anak kecil.
Sebelumnya diberitakan kecelakaan itu terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Saat kecelakaan terjadi, sopir tidak berada di dalam bus. Sopir mengaku sudah menarik tuas rem tangan (hand brake) untuk mencegah roda bergerak. Pun diakuinya, ban sudah diberi ganjal. Tapi bus tetap meluncur tanpa kendali hingga masuk ke sungai.
Pasca terjadi peristiwa tersebut, banyak konten viral di akun media sosial TikTok yang menggiring opini bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh ulah anak kecil yang melepas atau menonaktifkan tuas hand rem. Tentunya narasi itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena dibuat berdasarkan asumsi belaka.
Senior Investigator yang juga Plt Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan, memastikan penyebab kecelakaan itu bukan karena rem tangan yang di-release oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Kata Wildan, rem tangan masih aktif.
"Bukan (karena rem tangan yang dilepaskan anak kecil)," buka Wildan lewat pesan singkat kepada detikOto, Rabu (10/5/2023). Menurut Wildan, terjadinya kecelakaan itu lebih disebabkan karena faktor energi potensial, di mana bidang jalanan yang menurun ditambah kondisi tanah yang labil, membuat bus bisa meluncur deras meski rem aktif.
"Apa itu energi potensial? Energi potensial adalah energi yang mempengaruhi suatu benda yang berada pada suatu ketinggian yang besarnya adalah massa x gaya gravitasi x ketinggian suatu tempat. Semakin besar massanya, semakin tinggi tempatnya, maka semakin besar gaya yang akan mendorong benda tersebut ke bawah," jelas Wildan.
"Pada sebuah bus yang sedang diparkir di suatu jalan menurun, maka bus itu akan memiliki energi potensial untuk meluncur ke bawah. Bus akan diam di tempat jika ditahan oleh suatu gaya yang besarnya lebih besar dari energi yang mendorongnya ke bawah," sambungnya.
"Pada suatu keadaan di mana massa bus itu bertambah (ditambah jumlah penumpang ataupun barang), maka energi potensialnya akan makin besar. Dan pada titik tertentu, saat energi tersebut lebih besar dari gaya yang menahannya, maka bus akan meluncur ke bawah," jelas Wildan.
Teori tersebut menjelaskan bagaimana kurang lebih sebuah bus yang sedang diparkir di jalan menurun tiba-tiba meluncur ke bawah, karena seiring bertambahnya penumpang yang naik ke dalam bus, maka akan semakin besar energi potensial bus tersebut atau semakin berat massanya. Dan saat energi potensial tersebut lebih besar dari gaya rem tangan, maka otomatis bus akan meluncur ke bawah.
Ditambahkan Wildan, hand brake pada bus full air brake hanya didesain untuk dapat menahan beban sesuai dengan daya angkutnya pada kemiringan maksimal 18%.
"Jalan di lokasi kecelakaan, grade-nya 23 s.d. 28%. Seiring bertambahnya penumpang yang masuk ke dalam bus saat mesin dipanasi, maka semakin besar energi potensial bus tersebut, dan pada titik di mana energinya lebih besar dari kemampuan menahan rem, maka bus meluncur. Keberadaan ganjal roda berapa pun, sebesar apa pun akan percuma, karena tanah di tempat tersebut gembur, sehingga mudah amblas ketika ditekan roda bus," jelas Wildan. (*)