BESTIENEWS.COM - Ingin berumur panjang dan hidup lebih lama? Sering-seringlah mentraktir teman dan keluarga.
Mungkin terdengar klise, tapi nyatanya kemurahan hati bisa membuat Anda berumur panjang. Kemurahan hati banyak bentuknya, salah satunya berbagi kebahagiaan melalui pendapatan yang dimiliki.
Berbagai bisa dengan orang tua, kerabat, teman sejawat atau bahkan orang tak dikenal.
Hubungan antara umur panjang dengan hidup dermawan ini juga sesuai dengan sebuah penelitian yang terbit di Proceedings of the National Academy of Science.
Dalam penelitian itu, disebutkan hubungan linier antara jumlah dan frekuensi transfer kekayaan dan lamanya hidup seseorang.
"Pada awal kehidupan Anda bergantung pada orang lain," kata penulis studi utama Tobias Vogt, asisten profesor di Fakultas Ilmu Spasial di Universitas Groningen melansir CNN.
"Adalah ide yang bagus untuk membantu orang lain sepanjang hidup kita." kata dia.
Berbagi membuat umur panjang
Ternyata memang terdapat hubungan antara berbagi dengan umur panjang. Masyarakat di Eropa Barat dan Jepang bahkan menempati peringkat tertinggi pada data yang menghubungkan pembagian sumber daya dan tingkat kematian yang lebih rendah.
Perancis dan Jepang, negara dengan risiko kematian terendah, menunjukkan rata-rata transfer kekayaan individunya masuk kategori tertinggi. Negara-negara ini berbagi antara 68 persen dan 69 persen dari pendapatan seumur hidup mereka.
Sementara dilaporkan penelitian tersebut, bahwa tingkat kematian di negara itu justru sekitar dua kali lebih rendah dari Cina dan Turki, di mana orang berbagi antara 44 persen dan 48 persen dari pendapatan seumur hidup mereka.
"Negara-negara Amerika Selatan juga berperingkat tinggi dalam hal kemurahan hati, karena mereka berbagi lebih dari 60 persen dari pendapatan seumur hidup rata-rata individu," para peneliti melaporkan.
"Perilaku murah hati terkait dengan kepercayaan dan rasa saling menghormati dan rasa kebersamaan," kata John Helliwell, co-editor World Happiness Report dan profesor emeritus ekonomi di University of British Columbia. "Orang yang lebih bahagia selanjutnya lebih sehat."
Penelitian Vogt dan timnya sangat cocok dengan badan sains yang telah dipantau oleh PBB dan para peneliti di seluruh dunia sejak 2012. Sebab mereka telah mengembangkan indeks kebahagiaan, kata Helliwell. (*)