Tidak Terima Dikecam

KPU Sebut Pernyataan Bawaslu Tidak Mendidik

KPU Sebut  Pernyataan Bawaslu Tidak Mendidik
Ketua Komisi Pemilihan (KPU) Pekanbaru Anton Merciyanto.Tangkap layar./BST.

BESTIENEWS.COM, Tidak terima dikecam Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) telah melakukan pembohongan publik terkait Coklit, Ketua Komisi Pemilihan (KPU) Pekanbaru  Anton Merciyanto, angkat bicara bahwa pernyataan itu tidak mendidik.

"Saya sebenarnya tidak ingin menanggapi ini, karena pernyataan itu tidak mendidik kalau kita sesama penyelenggara bantah-bantahan lewat media," kata Anton  saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Jumat.

Dikatakan dia, pada prinsipnya  KPU  menerima masukan dari pihak manapun, untuk perbaikan data pemilih tahun 2024.

"Tapi saya melihat pernyataan Ketua Bawaslu Kota Pekanbaru bukan lagi masukan, tapi cenderung menyerang sesama penyelenggara, pada hal pada saat pleno sudah saya jelaskan terkait pemahaman Coklit yang 100% itu apa," katanya kecewa.

Apalagi dijelaskan  Anton  sebenarnya  masalah Coklit 100% itu bukan Coklit manual tapi adalah elektronik  atau e- Coklit.

"Dimana e -Coklit ini hanya alat bantu dalam pemutakhiran data pemilih," katanya.

Dia mengungkapkan awal mula kesalahpahaman  Coklit ini sejak  disarankannya KPU untuk menggunakan e -Coklit secara keseluruhan. Dimana  di awal penggunaan e- Coklit ini ada kendala.

"Aplikasi nya sering eror sementara  pelaksanaan coklit ini terpaut waktu.  Maka kita menginstruksikan bagi pantarlih yang aplikasinya bermasalah maka Coklit dilakukan secara manual," katanya.

Sebaliknya,  ketika aplikasinya bagus pantarlih baru memindahkan data manualnya kedalam aplikasi e -coklitnya. Saya kira semua kabupaten kota di Indonesia melakukan hal yang sama. dan setahu saya kondisi aplikasi kita kemaren baru stabil di hari-hari terakhir masa pencoklitan, sehingga teman-teman pantarlih melakukan coklit secara manual terlebih dahulu, dan dihari-hari terakhir menggunakan e- Coklit," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Bawaslu Kota Pekanbaru Indra Khalid Nasution mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat telah melakukan pembohongan publik, dengan diumumkannya proses Coklit persiapan Pemilu 2024 tuntas 100 persen di wilayah setempat.

"Di lapangan kami menemukan presentase Coklit yang cenderung dipaksakan untuk selesai 100 persen di akhir batas Coklit. Padahal masih ada Pantarlih belum melaksanakan coklit ke rumah warga," kata Indra di Pekanbaru, Kamis.

Indra mengatakan kritikan disampaikan ke KPU saat rapat pleno penetapan Daftar Pemilih Hasil Perbaikan (DPHP), Rabu (5/4/2023) kemarin.

Indra menyoroti tentang penghargaan atas prestasi KPU Kota Pekanbaru yang telah menyelesaikan Coklit 100 persen. Sementara, sejauh pengawasan jajaran Bawaslu, masih ada Pantarlih melaksanakan Coklit.

Berita Lainnya

Index