Usai Usung Anies, Surya Paloh Akui Komunikasinya dengan Jokowi Renggang

Usai Usung Anies, Surya Paloh Akui Komunikasinya dengan Jokowi Renggang

BESTIENEWS.COM - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengakui bahwa komunikasi dia dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merenggang setelah partainya mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) di Pemilu 2024.

"Iya. Itu fakta. Ndak bisa ditutupi," kata Paloh saat diwawancarai presenter CNN Indonesia Rivana Pratiwi di NasDem Tower, Jumat (5/5).

Paloh menjawab pertanyaan soal benar tidaknya komunikasinya dengan Jokowi renggang setelah mengusung Anies.

Paloh juga blak-blakan bahwa hubungan antara dia dan Jokowi, yang sudah terjalin sejak lama, saat ini berada di titik terendah. Dia pun khawatir relasi yang bercelah itu bakal merosot hingga ke titik minus.

"Kalau bilang di titik terendah itu sudah bagus. Yang saya takut kalau itu masuk kategori minus," ucapnya.

"Belum [minus]. Tapi itu yang saya khawatirkan. Rendah itu bisa naik kembali tapi jangan minus,  (jika minus) sulit untuk bangkit kembali," tambah dia.

Dalam kesempatan itu, Paloh juga menyatakan bahwa ia merasa partainya sudah tak lagi dibutuhkan Jokowi di dalam koalisi pendukung pemerintahan.

Menurutnya, NasDem secara normatif sudah tidak dibutuhkan di dalam koalisi jika melihat dinamika sejauh ini.

"Saya pikir kalau kita berpikir secara normatif sudah tidak dibutuhkan," ucapnya.

Namun, dia enggan membawa NasDem keluar dari kabinet meski sudah merasa tidak diperlukan. Paloh tetap ingin memegang komitmennya sejak awal, yakni mendukung pemerintahan Presiden Jokowi.

Paloh juga mengaku masih berpikir positif tentang posisi dan kontribusi yang bisa NasDem berikan kepada pemerintahan Jokowi.

"Ada moral. Ada values. Tidak sekedar pragmatis," kata Paloh dikutip dari cnnindonesia.

Menurut Paloh, hubungannya dengan Presiden Jokowi sudah terjalin sejak lama. Sejak 2014 hingga 2019, NasDem selalu mendukung Jokowi hingga memenangkan Pilpres dan memimpin pemerintahan seperti sekarang.

Akan tetapi, ia menyinggung siklus hidup yang berputar. Mungkin, kata Paloh, saat ini posisi NasDem kurang pas karena sudah punya pilihan mengenai capres yang akan diusung.

"Hidup ibarat sebuah siklus yang berputar. Sekarang mungkin dianggap kurang pas karena mengusung Anies Baswedan. Mungkin tidak selamanya," kata dia.

Hubungan NasDem dalam koalisi pendukung pemerintahan Presiden Jokowi menjadi sorotan, terutama usai NasDem mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.

PDIP kerap menyindir NasDem yang sudah tak sejalan dengan Jokowi. Terlebih, NasDem pun membangun koalisi dengan Demokrat dan PKS yang notabene berada di luar koalisi pemerintah.

Jokowi bahkan tidak mengundang NasDem saat bertemu ketua umum partai-partai politik di Istana pada Selasa (2/5) lalu. Jokowi beralasan NasDem tidak diundang karena sudah punya koalisi sendiri. (*)

 

Berita Lainnya

Index