Ini Upaya BI dan TPID Kendalikan Inflasi di Riau

Jumat, 17 Mei 2024 | 06:24:19 WIB
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti (kanan) ikut penanaman cabai keriting dilakukan di Pekanbaru guna pengendalian inflasi .

Bestienews.com- 

Inflasi menjadi perhatian Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Pekanbaru agar dapat terkendali untuk itu BI bekerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau melakukan peluncurkan tiga program yang menunjang ketersediaan pangan di masyarakat atau disebut Aktivitas Sinergi Pengendalian Sumatera (ANDALAS).

Tiga program ANDALAS ini yakni gerakan tanam cabai merah dengan metode intensifikasi dan budidaya pertanian digital guna mendorong produktivitas komoditas strategis berkolaborasi dengan TPID dan universitas sekitar.

Kedua, program mobil pasar murah tuntaskan inflasi dan rawan pangan untuk memperluas jangkauan pasar murah ke daerah-daerah rawan pangan.

Ketiga, optimalisasi efisiensi rantai pasok komoditas pangan wilayah Sumatera dengan peluncuran inovasi penggunaan belanja on tunai lewat Qris.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti dalam kesempatan peluncuran 3 program tersebut yang bersamaan kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Sumatera yang diselenggarakan di Pekanbaru, menekankan,semua perlu memperkuat koordinasi dan sinergi pengendalian inflasi dalam menjaga stabilitas harga dan membangun ketahanan pangan guna memitigasi risiko inflasi ke depan.

"Utamanya dari sisi pasokan, yaitu gangguan produksi akibat bencana alam dan faktor musiman serta kendala distribusi. Untuk itu, inovasi pengendalian inflasi pangan secara runut atau dari hulu ke hilir harus dioptimalkan secara simultan untuk meningkatkan produktivitas di sisi hulu dan mendorong perluasan jangkauan distribusi di sisi hilir," kata dia di Pekanbaru, Jumat.

Berbagai program inovasi GNPIP Wilayah Sumatera yang dicanangkan hari ini diharapkan dapat replikasi oleh seluruh TPID dalam mendukung kemandirian daerah ke depan dan memajukan ketahanan ekonomi. Termasuk pengembangan inovasi ketersediaan data pangan strategis terintegrasi yang dimonitor oleh seluruh Pemda dalam bentuk papan tampilan  untuk memantau kondisi pasokan guna memperkuat realisasi Kerjasama Antara Daerah (KAD).

Bank Indonesia meyakini sinergi seluruh TPID di Wilayah Sumatera maupun nasional melalui program kebijakan pengendalian inflasi yang adaptif dan inovatif secara berkelanjutan akan mewujudkan terjaga inflasi sesuai target 2,5%±1% dan mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi.

Sinergi dan inovasi dalam mewujudkan stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan terus diperkuat untuk mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Lebih lanjut, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan mengapresiasi langkah sinergi dan kolaborasi TPID Wilayah Sumatera yang berfokus dalam penanganan inflasi pangan.

Namun demikian, ketersediaan pasokan antar waktu dan antar wilayah masih menjadi tantangan utama dalam stabilisasi harga pangan. Optimalisasi penggunaan teknologi budidaya, pemanfaatan sarana penyimpanan, perluasan kerjasama antar daerah, serta penguatan konektivitas antar wilayah perlu didorong untuk mendukung stabilitas harga dan menekan disparitas harga antar wilayah.

Pj. Gubernur Riau, S.F. Hariyanto menyampaikan bahwa penyelenggaraan GNPIP merupakan bentuk komitmen dan keseriusan kerja sama TPID di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera dalam upaya pengendalian inflasi daerah.

“Berdasarkan karakteristik wilayah, Riau merupakan daerah dengan defisit neraca pangan sehingga pemenuhan kebutuhan pangan pokok Riau (seperti beras, aneka cabai, bawang) masih mengandalkan pasokan dari daerah lain, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan daerah tetangga lainnya.

Kendati demikian, TPID di Provinsi Riau terus berupaya untuk meningkatkan produksi lokal dan menjamin kecukupan pasokan di Riau dengan harga yang stabil dan terjangkau bagi masyarakat.

Ia mengatakan upaya yang dilakukan Pemprov Riau dalam memenuhi kebutuhan pangan diantara pengembangan kawasan pertanian cabe seluas 50 ha dengan biaya Rp 1,24 Miliar yang tersebar di 12 Kabupaten/Kota di Riau, pemberian bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) serta digital farming pertanian sebesar Rp 8 miliar  dan program pasar murah di 14 titik.

Pada kesempatan tersebut lahan seluas 73 hektare yang berlokasi di Air Hitam Pekanbaru, digarap untuk pertanian dan merupakan kolaborasi BI dengan  TPID Provinsi Riau. Kini lahan tersebut dalam upaya penanaman aneka tanaman pangan terutama cabai keriting yang selalu jadi penyumbang inflasi di Riau, selain ada juga jagung dan palawija lainnya. BI memberikan stimulus berupa bibit cabai keriting, pupu, alat dan mesin pertanian dan sebagainya.

Pada kesempatan itu diserahkan secara simbolis komitmen pembiayaan perbankan dalam mendukung penguatan ketahanan pangan di provinsi Riau oleh Direktur Dana dan Jasa Bank Riau Kepri Syariah Soeharto ke petani.

Selain itu penyerahan program digitalisasi rumah pangan kita (RPK) oleh Bulog Riau oleh perbankan kepada pemilik RPK dengan system Qris.

Terkini